Pengertian Diet Hepatitis
Untuk mencapai serta memlihara kesehatan dan status gizi optimal, tubuh perlu mengkonsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi yang seimbang. Bila tubuh dapat mencerna, mengabsorbsi dan memetabolisme zat-zat gizi tersebut secara baik, maka akan tercapai keadaan gizi seimbang. Tetapi dalam keadaan sakit diharapkan pasien penderita hepatitis melalui modifikasi diet diupayakan agar gizi seimbang tetap bisa dicapai.
Tujuan Diet Hepatitis
Tujuan diet hepatitis adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati, dengan cara :
Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
Mencegah katabolisme protein
Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
Mencegah atau mengurangi asites, varises esovagus, dan hipertensi portal.
Mencegah koma hepatik.
Syarat Diet Hepatitis
Syarat-syarat diet hepatitis adalah :
Energi tinggi untuk pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan asam lemak dengan asam lemak rantai sedang Mediun Chain Triglyceridel (MCT). Jenis makanan ini tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme rotein. Pada kasus Hepatitis Fluminan dengan nekrosis dan gejala ensefalopati yang disertai peningkatan amoniak dalam darah, pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu sebanyak 30-40 g/hari. Protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa kembung dan penuh. Diet ini dapat mengurangi status ensefalopati, tetapi tidak dapat memperbaiki keseimbangan nitrogen.
Vitamin dan mineraldiberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu diberikan suplemen B kompleks, C, dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia.
Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai dengan kemampuan saluran cerna.
Jenis Diet Hepatitis dan Indikasi Pemberian
Diet Hati 1
Diet golongan ini diberika pada penderita hepatitis akut yang kesadarannya menurun, tetapi masih dapat makan. Menu diet golongan 1 biasanya tidak mengandung protein, melainkan terdiri dari makanan berkarbohidrat sederhana, seperti sari buah, sirup atau teh manis. Pemenuhan gizi yang lain diberikan lewat nutrisi parenteral (infus).
Diet Hati 2
Menu diet hati 2 diberikan pada penderita yang telah melewati fase akut. Umumnya nafsu makannya sudah membaik, tetapi fungsi hati belum normal. Oleh karena itu, jumlah protein yang diberikan harus dibatasi 0,5 g/kg BB (kurang lebih 30 gr/hari). Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain Amino Acid/ BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada aites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 liter/hari. Untuk menambah kandungan energi selain makanan per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.
Diet Hati 3
Penderita telah pulih nafsu makannya. Dalam kondisi ini pemberian protein dapat ditingkatkan menjadi 1 g/kg BB. Ketentuan lain mengenai penyusunan menu diet ini sama dengan diet hati 2. bentuk makanan tergantung kesanggupan penderita. Apakah dapat menerima jenis makanan biasa atau lunak.
Diet Hati 4
Menu diet ini sesuai untuk pasien yang berada dalam tahap penyembuhan. Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak biasa. Makanan ini mengandung cukup energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin tapi tinggi karbohidrat. Menu harus memiliki energi dan protein cukup tinggi. Ini berguna untuk mnegejar ketertinggalan kecukupan gizi selama sakit dan mengganti jaringan-jaringan yang rusak. Jumlah minimal pemberian protein adalah 2 g/kg berat badan, konsumsi lemak tetap harus dibatasi (sekitar 20-50 gr/hari), serta vitamin dan mineral diberikan secukupnya.
Jenis Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Hepatitis
a Sumber hidrat arang seperti nasi, havermout, roti putih, umbi-umbian.
b Sumber protein antara lain telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu, kacang hijau, sayuran dan buah-buahan yang tidak menimbulkan gas.
c Makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah dicerna seperti gula-gula, sari buah, selai, sirup, manisan, dan madu.
Menurut Encyclopedia of Natural Medicine:
Suatu diet natural, yang rendah kandungan lemak tak jenuh baik natural maupun buatan.
Karbohidrat sederhana (gula, tepung putih, jus buah, madu, dll)
Oxidised fatty acids (minyak goreng) dan lemak hewani.
Diet yang kaya serat sangat dianjurkan.
Jonathan Wright, M.D menyarankan:
Diet rendah protein untuk meminimalkan tekanan pada liver.
Pola makan dengan porsi kecil sepanjang hari.
Menghindari makanan-makanan yang memberi tekanan seperti gula buatan, alkohol, dan kafein.
Mengkonsumsi banyak air yang difilter.
Minum jus lemon segar setiap pagi dan sore yang diikuti dengan jus sayuran adalah salah satu yang paling disarankan untuk liver.
Lakukan ini secara konsisten selama dua sampai empat minggu dan kemudian setiap pagi beberapa kali dalam seminggu untuk beberapa bulan, kemudian setiap kali gejala timbul.
Makan banyak sayuran setiap hari.
Yang ideal adalah paling tidak satu salad dan satu porsi sayuran yang dikukus atau ditumis ringan setiap hari.
Biji-bijian mudah dicerna, seperti padi-padian, gandum, dll sangat baik untuk pencernaan.
d Jenis Makanan yang dihindari bagi Penderita Hepatitis
Bahan makanan yang dibatasi untuk diet hati adalah dari sumber lemak, yaitu semua makanan dan daging yang mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian dan nangka.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hati adalah makanan yang mengandung alkohol, teh atau kopi kental.
Beberapa pantangan yang harus dihindari antara lain :
Semua makanan yang mengandung lemak tinggi seperti daging kambing dan babi, jerohan, otak, es krim, susu full cream, keju, mentega/ margarine, minyak serta makanan bersantan seperti gulai, kare, atau gudeg.
Makanan kaleng seperti sarden dan korned.
Kue atau camilan berlemak, seperti kue tart, gorengan, fast food.
Bahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merah, kool, sawi, lobak, mentimun, durian, nangka.
Bumbu yang merangsang, seperti cabe, bawang, merica, cuka, jahe.
Minuman yang mengandung alkohol dan soda.
e Komplikasi Jika Penderita tidak Menjalankan Diet Hepatitis
Komplikasi-komplikasi yang apat ditimbulkan jika penderita hepatitis tidak menjalankan diet sesuai indikasi maka kerja dari hati untuk memetabolisme makanan akan semakin berat dan fungsi dari hati tidak kunjung membaik. Kerja hati yang memberatkan dapat menimbulkan komplikasi hepatitis lainnya, jika perjalanan penyakitnya memanjang hingga 4-8 bulan maka keadaan berubah menjadi hepatitis kronik persisten. Kemudian akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif, dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti dan perkembangan sirosis. Akhirnya, suatu komplikasi lanjut dari suatu hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar